Jayapura, Mambruks.Com-Aksi Solidaritas Masyarakat Papua mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah politik membebaskan Gubernur Papua Non Aktif Lukas Enembe dari segala macam putusan hukum. Keputusan pengadilan yang menghukum Lukas 8 tahun penjara dalam kondisi sakit kronis merupakan bentuk penjajahan model baru dan karena itu tidak layak untuk dikenakan pada Lukas.
“Tuntutan masyarakat Papua hari ini adalah bebaskan Bapak Lukas Enembe tanpa syarat apa pun. Beliau bukan penjahat kelas kakap sehingga harus diperlakukan seperti ini. Beliau sudah sakit kronis tak berdaya bahkan harapan hidup tipis, tapi koq masih dihukum penjara. Ini adalah bentuk penjajahan bagi kami orang Papua,” tegas Aktivis Aksi Solidaritas Masyarakat Papua Basoka Logo kepada wartawan saat dikonfirmasi, Selasa (7/11).
Menurut dia, putusan pengadilan terhadap Lukas telah mengabaikan aspek kemanusiaan karena menghukum seseorang yang sudah sakit bahkan sedang berjuang untuk mempertahankan hidup yang semakin tipis. Lebih daripada itu, sampai proses persidangan selesai pun Jaksa KPK tidak mampu membuktikan tuduhan gratifikasi Rp 1 Miliar sebagaimana pokok perkara yang menimpa Lukas.
“Lantas bagaimana keadilan dalam konteks ini? Justru negara ini telah mempertontonkan pada kami masyarakat Papua bahwa sesungguhnya tidak ada kedilan untuk orang Papua dan itu secara sistematis dilakukan. Kami jadi paham bahwa di negara ini kami orang Papua memang sedang dihabisi,” tegas Basoka.
Apa yang terjadi pada Lukas hari ini lanjut dia telah membekas pada hati masyarakat Papua dan menggumpal sebagai bentuk ketidakadilan yang nyata pada orang Papua. Tak dimungkiri juga bahwa kasus ini telah menimbulkan sentimen negatif masyarakat Papua pada warga pendatang yang ada di Tanah Papua.
“Kami ingatkan pemerintah jangan main-main dengan kasus Pa Lukas ini. Kami mencium adanya isu di masyarakat sampai terjadi hal fatal pada Pa Lukas mengenai nyawanya maka kami tidak bertanggung jawab jika ternyata ada gesekan sosial di Papua terutama dengan para pendatang. Satu nyawa Pa Lukas itu adalah pertaruhan bagi nyawa seluruh masyarakat Papua,” pungkas Basoka.