Sentani, Mambruks.com – Penjabat (Pj) Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo minta generasi muda yang ada di Daerah Kabupaten Jayapura, untuk tidak lagi menyentuh minuman keras (Miras), bukan hanya waktu perayaan hari besar keagamaan atau malam tahun baru tetapi juga di waktu-waktu mendatang.
Purnomo menyebutkan, dampak miras sangat negatif dan tidak membawa keuntungan. Ada banyak korban kecelakaan di jalan raya, bahkan hingga ajal menjemput. Ada banyak korban kekerasan dalam rumah tangga, penganiayaan, perampokan dan sejumlah kejahatan lainnya. Hal ini semua diketahui bahkan terjadi didepan mata kita, dalam lingkungan bermasyarakat kita, bahkan didalam rumah kita sendiri.
“Daerah ini sudah ada Peraturan Daerah (Perda) nya, nanti kita kroscek lagi bersama instansi terkait. Apakah perlu pembobotan atau revisi dan evaluasi dari setiap item didalam Perda tersebut. Karena Pemerintah sudah tidak terbitkan surat izin penjualan miras bahkan pada masa kepemimpinan bupati yang lalu pernah mengembalikan 1 kontainer yang berisikan ribuan botol miras dari berbagai jenis dan merek ke perusahaannya,” jelasnya kepada media di Sentani, Jumat (30/12).
“Kebijakan pimpinan daerah yang lalu yang sudah ditetapkan akan terus kami lanjutkan untuk kebaikan kita bersama dan lancarnya proses pembangunan di daerah ini,” sambungnya.
Untuk itu, Triwarno berharap terkait pengawasan peredaran Miras dan penggunaannya tidak hanya diawasi oleh pihak kemanan atau pihak tertentu, termasuk Pemerintah Daerah, semua komponen masyarakat harus terlibat dan turut mengawasi.
“Jangan lagi ada nyawa atau kehidupan orang disekitar kita terancam atau terganggu karena ada yang dipengaruhi oleh miras. Mari kita lewati tahun 2023 dalam suasana sukacita dan penuh berkat. Mari kita lanjutkan semua aktifitas, kerja, tugas dan tanggung jawab yang telah sebagaimana mestinya,” ucapnya.
Salah satu pemuda, Manase Taime menyayangkan, dalam situasi perayaan Natal masih ada anak muda yang mabuk-mabukan dan pesta pora.
“Kebiasaan yang sangat sulit lepas dari generasi muda kita saat ini, menurutnya karena sifat ikut-ikutan dan tidak mempunyai prinsip, bahkan mengabaikan ajaran orang tua kita di rumah,” ungkap Manase.