Jakarta, Mambruks.com-Survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menyebutkan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mempunyai kapasitas mumpuni untuk mengatasi masalah separatisme di Papua. Pangkalnya, mayoritas responden yang berasal dari kelas menengah intelektual meyakini bahwa Yudo memiliki kemampuan membaca situasi secara lebih rasional dan obyektif.
Dalam survei akhir tahun 2022, LPI pada mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
“Laksamana Yudo Margono diharapkan dapat memberikan perspektif baru dalam menghadapi kerawanan situasi nasional sepanjang 2023,” ujar Direktur Eksekutif LPI Boni Hargens dalam paparan survei di Hotel Aryaduta, Semanggi, Jakarta, Jumat (23/12).
Boni membeberkan, mayoritas responden meyakini, institusi TNI merupakan kekuatan sentral yang dapat mengantisipasi spektrum ancaman sepanjang tahun 2023. Penilaian rerata kumulatif, skor institusi TNI berada di 2,905.
Baca Juga: Arahan Sikap Tegas Presiden Jokowi ke KKB Bisa Berbahaya, Potensi Ditafsirkan Salah
Dari data survei, TNI unggul dari indikator mempertahankan integrasi negara dari ancaman separatis. Dalam surveinya, LPI merumuskan empat indikator ancaman pada tahun 2023, antara lain stabilitas nasional dan dncaman resesi ekonomi; politik identitas; kekerasan horizontal dan separatisme Papua; serta terorisme dan ancaman ideologi.
Pada indikator kekerasan horisontal dan separatisme Papua, skor TNI berada di rating pertama, dengan skor penilaian 2.9500 yang disusul oleh institusi Badan Intelijen Negara (BIN) 2.9300 dan Polri yang mendapatkan skor 2.9200.
Baca Juga: Jokowi Minta Panglima TNI Tegas ke KKB, Ini Langkah Yudo Margono ke Depan
Responden juga menyoroti Laksamana TNI Yudo Margono yang dinilai mampu berkolaborasi dengan institusi terkait lainnya untuk mengantisipasi ancaman separatisme di Papua. Responden berharap kolaborasi TNI, BIN dan Polri dapat menghasilkan langkah dan aksi nyata untuk menetralisir ancaman separatisme di Papua yang diprediksi intensinya akan meningkat pada 2023.
LPI menyimpulkan bahwa tahun 2023 merupakan tahun yang berat dan gelap karena dihantui tekanan dan potensi ancaman multimatra yang tidak mudah, entah yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun luar negeri.
Survei LPI digelar pada 5-16 Desember 2022 dengan metode survei melalui Google Form, surel, WhatsApp, Zoom dan wawancara tatap muka.
Populasi dalam survei ini adalah para dosen/ pakar, peneliti, anggota LSM/ NGO, Aktivis/ Seniman. Teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah cluster
sampling. Dalam teknik cluster sampling ini, analisis dilakukan pada sampel yang tersusun dan diseleksi berdasarkan parameter yang telah ditentukan sebelumnya.
Parameter penentu ini dapat berupa berdasarkan demografi, latar belakang, atau apa pun atribut lainnya yang dapat menjadi fokus penelitian yang dilaksanakan.
Berdasarkan teknik sampling tersebut, jumlah sampel yang di peroleh sebanyak 900 (n) responden; standar deviasi 0.4; Margin of error di kisaran 2% pada tingkat kepercayaan kurang lebih 98%.