China, Mambruks.com- Penggemar sepakbola di Tiongkok mendapatkan pengalaman berbeda dalam menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2022 di televisi. Mereka tidak bisa melihat ekspresi fans yang mendukung negara masing-masing di turnamen ini.
Seperti diketahui, Tiongkok telah membatalkan sejumlah agenda olahraga internasional, satu di antaranya putaran final Piala Asia 2023.
Baca juga: Dukungan Cristiano Ronaldo untuk Neymar yang Sedang Cedera
Pemerintah Tiongkok saat ini memberlakukan pembatasan ruang gerak masyarakat demi mewujudkan target zero COVID-19 di negeri Tirai Bambu. Akibatnya, masyarakat tidak leluasa keluar rumah.
Demi mencapai target ini, pemerintah Tiongkok menyensor informasi dari luar Tembok Cina, termasuk Piala Dunia 2022. Stasiun televisi nasional CCTV memang menayangkan langsung pertandingan di Piala Dunia.
Hanya saja, bila di negara lain ekspresi suporter dalam mendukung tim kesayangannya terlihat jelas di layar kaca, tidak demikian di Tiongkok.
So I thought it was BS that China’s govt broadcaster was censoring shots of fans at the World Cup due to lockdown anger back home. But it’s true.
Here are live feeds from SBS & CCTV (which has a 32 second delay). As @DreyerChina explained, CCTV avoids crowd close ups: pic.twitter.com/wWui0cTdkC— Bill Birtles (@billbirtles) November 27, 2022
Dibandingkan memperlihatkan ekpresi suporter, CCTV justru menunjukkan wajah pelatih masing-masing tim pada menit dan detik yang sama, seperti terjadi dalam duel antara Kroasia dan Kanada.
Dalam melakukan sensor tersebut, CCTV menunda siaran selama sekitar satu menit agar bisa mengganti tayangan wajah suporter tanpa masker. Hal itu diungkapkan koresponden jaringan media Australia ABC, Bill Birtles.
Baca juga: Pria China Ini Hidup Dengan Peluru Terjebak di Lehernya Selama 77 Tahun
“Saya pikir itu bias, karena stasiun televisi pemerintah Tiongkok menyensor gambar suporter di Piala Dunia, karena kemarahan masyarakat terhadap [kebijakan] karantina di rumah. Tapi itu benar,” cuit Birtles melalui akun Twitter pribadinya yang memperlihatkan perbedaan di tayangan CCTV dengan SBS.
“Beberapa orang masih menolak untuk melihat ini, jadi [saya] memutuskan untuk melacaknya. Dalam satu menit, ada ini: gambar close-up dari fans Kanada dan Kroasia di BBC, digantikan oleh gambar pelatih Kanada John Herdman di CCTV,” tulis Meyer.
Kebijakan karantina memunculkan protes dari masyarakat Tiongkok. Kemarahan masyarakat Tiongkok meningkat ketika sepuluh orang dinyatakan tewas dan sembilan lainnya luka-luka dalam insiden kebakaran di sebuah apartemen di Urumqi, karena petugas pemadam kebakaran terlambat tiba di lokasi akibat kebijakan lockdown.