Jakarta, Mambruks.Com-Kritik keras datang dari Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Benny Kabur Harman saat merepson gelombang kritik dari kelompok intelektual kampus yang belakangan tajam mengeritik kekuasaan Presiden Jokowi yang dianggap sewenang-wenang memanfaatkan kekuasaannya untuk melanggengkan kekuasaan yang dengan sekuat tenaga memenangkan pasangan calon Prabowo – Gibran. Anggota Komisi III DPR RI tersebut menyebut kekuasaan saat ini seperti hidup di dalam sebuah terowongan gelap. Bahkan bukan hanya gelap, tetapi juga bau apek.
“Mereka tampak mulai sadar bahwa situasi di luar terowongan ternyata jauh lebih segar dibandingkan dengan kondisi di dalam terowongan. Tidak hanya gelap tapi, di dalam, juga bau apek. Rakyat Monitor,” tulis Benny melalui akun twitternya @BennyHarmanID, Selasa (7/2).
Kata Benny dengan keluarnya akademisi kampus menyuarakan kebebaran, berarti angin perubahan makin diagungkan dengan kencang. Dia mengibaratkan, kondisi saat ini seperti keluar dari terowongan gelap dan mulai perlahan menikmati udara perubahan.
Meski demikian Benny juga menyentil para intelektual kampus yang dulu justru memojokan partai demokrat yang sejak lama mengeritik kekuasaan. Sikap ini menurut Benny memalukan.
“Ketika kami teriak lantang soal cawe-cawe penguasa yang berpotensi merusak demokrasi dan merendahkan harkat dan martabat bangsa, tak sedikit guru besar dan kaum intelektual di negeri ini yang malah menertawakan kami dengan riang gembira. Mereka tak puas menghina lalu membuli kami habis-habisan. Lebih dungu lagi ada orang yang ngaku intelektual membenarkan cawe-cawe penguasa itu demi kebaikan bangsa. Sekarang para guru besar dan kaum cerdik cendekia yg di masa lalu menyembah penguasa itu perlahan mulai rame-rame mengutuk penguasa yang mereka sembah, sikap yang menjijikkan dan memalukan,” sambung Benny.
Benny menegaskan pula, hal itu tidak berarti sikap kritis intelektual kampus tidak benar, justru sangat tepat pada saat ini. “Kalau dulu mereka seperti mabuk kekuasaan dalam terowongan gelap, sekarang menemukan cahaya, mulai melihat realitas kekuasaan yang sebenarnya. Kaum intelektual harus terus menjadi lilin untuk bangsanya agar para pemimpinnya tidak tersesat. Untuk itu kaum intelektual harus tetap menjaga jarak dgn kekuasaan. Tetaplah jadi lilin!” pungkas Benny.
Diketahui sejumlah sivitas akademika memberikan kritik agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali ke koridor demokrasi. Sejumlah kampus tersebut yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat (2/2/2024), Universitas Islam Indonesia (UII) Kamis (1/2/2024), kemudian Universitas Indonesia (UI) berbarengan dengan UGM. Disusul Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Andalas Sumatera Barat, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Universitas Padjajaran Bandung, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.