Sentani, Mambruks.com – Kontrak kerja pembangunan jalan Kemiri Depapre oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Papua sudah berjalan sejak sejak 10 Januari 2023.
Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.3 BPJN Jayapura, Delhayuni Sihombing mengatakan, 80 persen seluruh peralatan dan bahan oleh pihaknya telah melakukan mobilisasi sejak Januari lalu ke lapangan dan siap dikerjakan.
“Kami terkendala karena ada banyak tim atau kelompok yang datang ke kantor dengan sejumlah permintaan dan tuntutan, ini yang membingungkan kami untuk menjawab mana yang benar,” ujar Delha di Sentani, Rabu (1/3).
Dijelaskan bahwa, 80 persen peralatan dan bahan yang disiapkan ini termasuk dengan pemesana tiang pancang, greder serta rangka jembatan yang di pesan dari luar Papua. Proses pemesanan nya juga bisa memakan waktu hingga dua bulan ke depan. Persiapan dan sosialisasi akan kami lakukan di tengah masyarakat terkait hal-hal teknis lainnya.
“Pekerjaan dilakukan berdasarkan standart operasional prosedur yang telah ditetapkan, setelah alat berat dan bahan lainnya telah siaga di lapangan maka dilakukan pengecekan laboratorium terhadap sample bahan dasar lainnya seperti tanah, batu dan lain sebagainya sebagai bahan pertimbangan penggunaan material yang tepat,” jelasnya.
Menurutnya, keterlibatan kontraktor lokal akan diputuskan oleh kontraktor utama, hal apa saja atau pekerjaan mana saja yang dapat di berikan dalam sub kontrak. Dalam hal ini kontraktor utama adalah PT. Brahma Kerta Adi Wira sebagai pelaksana umum dan PT. Adhi Karya Tanrisau sebagai penyedia alat berat.
“Alat berat seluruhnya sudah di mobilisasi ke lapangan sejak beberapa waktu lalu, hanya menunggu kesepakatan yang sudah kami bahas bersama pemerintah dan masyarakat adat,”katanya.
Sementara itu, Kepala Distrik Sentani Barat, Yance Samonsabra mengatakan, dengan seluruh keputusan dan kesepakatan yang telah disepakati, baik Pemerintah Daerah maupun pihak Dewan Adat Suku (DAS) serta pihak ketiga, maka sebagai pimpinan wilayah siap mengawal dan mendukung seluruh proses pembangunan jalan Kemiri Depapre dilaksanakan hingga dengan selesainya.
Menurutnya, kondisi jalan yang buruk menjadi keluhan masyarakat, tetapi dalam proses memulainya pekerjaan nanti biasanya masyarakat juga yang menjadi batu sandungan nya. Oleh sebab itu, berdasar kesepakatan bersama yang sudah ditetapkan ini, diharapkan kerja sama dan dukungan penuh terhadap seluruh proses pembangunan jalan Kemiri Depapre dilakukan tanpa ada gangguan, hambatan serta keluhan masyarakat ditengah jalan saat proses pembangunan jalan sedang berlangsung.
“Atas kesepakatan dan keputusan bersama masyarakat di dua wilayah adat ini, kami menyampaikan banyak terimakasih serta mohon dukungan penuh terhadap proses pekerjaan yang sedang dilaksanakan dari kemiri hingga depapre,” ujarnya.