Sentani, Mambruks.com – Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura telah berkomitmen untuk melengkapi sejumlah fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan oleh para pedagang di Pasar Baru Sentani, salah satunya adalah hydrant air di setiap bangunan yang ditempati ratusan kios dan lapak.
Penegasan ini disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo saat bertemu serta dialog bersama ratusan pedagang di Pasar Baru Sentani.
Dijelaskan Pj Bupati Triwarno, apa yang diinginkan oleh seluruh pedagang dan telah disampaikan dalam pertemuan tersebut merupakan atensi yang perlu diseriusi oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait.
“Soal penataan pasar baru semua akan dikerjakan oleh pemerintah daerah,” ujar Triwarno di Sentani, Rabu (15/2).
Dikatakan Triwarno, terkait penolakan oleh pedagang soal dilakukannya sistem lotre dalam menempati tempat jual, hal ini juga perlu diperhatikan dengan baik sebab, seluruh pekerjaan pembangunan bangunan pasar baru belum selesai dibangun.
“Penataan pasar baru tetap menjadi urusan pemerintah,dan apa yang nantinya ditetapkan adalah untuk kepentingan para pedagang,” katanya.
Secara terpisah ,Wa Alina, Koordinator Pedagang Cakar Bongkar menjelaskan, sistem lotre akan sangat merugikan para pedagang.
Jika yang digunakan sistem lotre, katanya, nanti banyak sekali pedagang yang tidak kebagian kios dan lapak, kalau dapat paling di bagian belakang. Sementara kami semua menginginkan agar dengan bangunan yang baru ini Pemerintah dapat mengembalikan kami kembali ke tempat jual yang semula.
“Apalagi kalau ada penambahan pedagang baru yang sama sekali bukan korban kebakaran, pasti gaduh sekali pasar ini,” ujarnya.
Hal senada juga diutarakan Supri pedagang barang kelontongan,bahwa sistem lotre sama sekali tidak tepat bagi pedagang untuk mendapatkan kembali tempat jual nya.
“Kita sudah tau dimana lokasi tempat jualan kita sebelum terbakar, sekarang dikembalikan saja ke posisi semula,” katanya.
Menurutnya, banyak kondisi yang berubah dari sebelum terjadi kebakaran. Luas los,dan tempat asalnya.Tetapi, menjaga tidak terjadi keributan dan kegaduhan diantara pedagang,.maka kembali kepada data yang telah ditercatat sesuai dokumen kependudukan serta jenis barang yang dijual.
“Sebelum kebakaran,pedagang pakaian dan pedagang barang kelontongan beda tempat jualnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Maurits Frits Felle, Tokoh Masyarakat adat di Sentani mengatakan, bangunan baru yang dibangun ini mustinya diperuntukan bagi pedagang yang kios dan lapaknya menjadi korban kebakaran. Data nama-nama korban sudah di data oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial, dan Perindag. Setiap pedagang yang didata berdasarkan dokumen kependudukannya masing-masing dan jenis barang yang dijual.
Dikatakan, hingga saat ini masih ada pekerjaan yang sedang dilaksanakan untuk bangunan baru bagi para pedagang. Bangunan terakhir yang dibangun ini selesai dulu baru bagusnya semua kios dan los dibagi.
“Kalau sistem lotre,sementara pekerjaan sisa bangunan belum selesai. Bisa kacau balau nanti, ada 400 pedagang didalam pasar baru, sementara bangunan yang sudah siap baru tiga bangunan besar yang berisikan 250 kios dan lapak, masih tersisa 100 lebih,” jelasnya.