Jakarta, Mambruks.com – Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menyoroti kasus penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Nofryansyah Yosua Hutabarat nama lain Brigadir J.
Jokowi mengatakan dua instruksi yang pada intinya meminta Polri memproses kasus tersebut sampai tuntas dan transparan.
Perintah ini dia ucapkan di sela-sela kunjungan kerja (kunker) di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (21/7).
Dapat dilihat pada link berikut : https://youtu.be/Dk6VX4Wek94
Artikel Terkait:
Kuasa Hukum Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Kematian Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo
Pertama, Jokowi meminta kasus itu diselesaikan dengan tepat dan harus tuntas.
“Saya kan sudah ucapkan, usut tuntas, urai apa adanya. Jangan ada yang ditutupi, harus transparan,” tutur Jokowi.
Lalu yang kedua, Jokowi meminta Polri untuk bisa menjaga kepercayaan publik.
Jokowi mengucapkan dengan keterbukaan itu publik akan tetap percaya kepada institusi yang saat ini dipimpin Jenderal Listyo Sigit Prabowo itu.
“Ini penting agar masyarakat tidak ada kekhawatiran terhadap peristiwa yang ada. Ini yang harus dijaga kepercayaan masyarakat terhadap Polri harus dijaga,” tutur Jokowi.
Dengan pernyataan terbarunya itu, Jokowi telah tiga kali mengomentari kasus penembakan tersebut. Tentu, masalah ini menjadi fokus bagi Polri untuk racun menyelesaikan perkara yang menghebohkan masyarakat itu
Dalam kejadian ini, Kapolri telah membentuk tim khusus (timsus) yang dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Dan Kapolri menonaktifkan tiga perwira, yakni Irjen Ferdy Sambo, Brigjen Hendra Kurniawan, dan Kombes Budhi Herdi Susianto.
Penembakan ini terjadi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7).
Sosok tersangka yang menembak Brigadir J adalah Bharada E.
Keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J mengungkapkan masalah luka-luka yang ada di badan korban.
Luka tersebut termasuk adanya bekas jerat di leher.
Keluarga Brigadir J melihat jelas terdapat luka bekas jeratan tersebut.
Hal itu dibeberkan oleh Rohani Simanjuntak yang merupakan tante Brigadir Yosua.
“Benar, Disini (menunjuk leher bagian depan) ini jahitan ini sampai kesini (menunjuk leher bagian belakang), ini semua jahitan kesini (mengelilingi leher)” kata Rohani, pada Jumat (22/7/2022).
Rohani sambil menunjukan dengan gerakan di lehernya mengatakan bahwa terdapat bekas jahitan yang sangat jelas nampak.
Namun ia tidak mengerti apakah itu wadah tipuan atau yang lain, karena yang eksplisit terdapat jahitan di leher.
“Saya tidak tahu apakah jeratan, bekas bacok saya tidak tahu, yang jelas terdapat jahitan di leher,” ucapnya.
Di pihak lain, kerabat Brigadir J dan Pemuda Batak Bersatu (PBB) langsung mengantisipasi kecemasan terkait jika adanya pencurian mayat Brigadir J.
Makam saat ini dijaga lebih dari 10 orang, terutama saat malam hari. Keluarga dan PBB secara berganti-ganti menjaga pusara.
“Jenazah dia (Brigadir J) adalah bukti utama.
Dan setelah adanya persetujuan dari Polri terkait otopsi ulang, maka kami jaga.
Takut ada pencurian jenazah,” tutur Royanto, Pembina Pemuda Batak Bersatu Jambi, Jumat (22/7/2022).
Royanto mengaku aneh mengapa sejak disetujui tindakan otopsi ulang oleh Polri, keluarga Brigadir J maupun pengacara belum diberikan data pasti, kapan otopsi ulang dilakukan.
Maka semenjak itu, untuk menghindari pencurian jenazah Brigadir J, kerabat dan PBB bekerja sama menjaga pusara.
Artikel Menarik:
PPG Daljab 2022: Cara mengisi Hasil dan LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
“Kita akan pasang tenda dan lampu. Untuk berjaga-jaga apabila otopsi bisa berlanjut di malam hari,” tutur Royanto.
Pemasangan lampu penting untuk malam hari agar pandangan saat berjaga terang dan jelas, tutur Royanto.
Penjagaan makan dilakukan oleh 5-6 orang setiap hari, siang dan malam. Dan penjagaan diperketat pada saat malam hari.