Jakarta, Mambruks.com-Survei Indopol Survey and Consulting menyebutkan, warga Papua, Jawa Timur, Bali hingga NTT puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Meski demikian, tren kepuasan kinerja Presiden Jokowi pada bulan Juni 2022 ini menurun sebesar 6.51% dari total jumlah yang puas dan sangat puas 72.93% bulan Januari 2022 menjadi 66.42% bulan Juni 2022, berdasarkan survei Indopol Survey and Consulting terbaru.
Begitu pula publik yang menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas berada di 28.78% naik dari angka sebelumnya di survei bulan Januari 2022 (24.23%)
Baca Juga:Â Ragukan Misi Kemanusiaan Jokowi, Natalius Pigai : Apakah Jokowi Tahu Kemanusiaan?
Dari sebaran wilayah, tingkat kepuasan kinerja Jokowi, yang puas dan sangat puas merata di pedesaan dan perkotaan meskipun lebih banyak sedikit di wilayah pedesaan.
Di pedesaan, yang menyatakan puas dengan kinerja Jokowi sebesar 69.08% dan tidak puas 26.77%. Di perkotaan, yang menyatakan puas 63.45% dan tidak puas 31.03%.
Sementara untuk wilayah provinsi tersebar di Jawa Tengah-DIY, Jawa Timur, Bali-NTT-NTB, Maluku-Papua dan Banten. Sementara yang menyatakan tidak puas di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan wilayah Sumatera.
Di pedesaan, yang menyatakan puas dengan kinerja Jokowi sebesar 69.08 persen dan tidak puas 26.77 persen. Di perkotaan, yang menyatakan puas 63.45% dan tidak puas 31.03 persen.
Baca Juga:Â Komnas Perempuan Sebut Putri Candrawati Istri Kadiv Propam Polri Masih Syok
Sementara untuk wilayah provinsi tersebar di Jawa Tengah-DIY, Jawa Timur, Bali-NTT-NTB, Maluku-Papua dan Banten. Sementara yang menyatakan tidak puas di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan wilayah Sumatera.
Rinciannya, Sumatera tidak puas 37.69 persen, puas 58.46 persen; Banten tidak puas 28.00 persen, puas 66.00 persen; DKI Jakarta tidak puas 48.00 persen, puas 44.00 persen; Jawa Barat tidak puas 41.43%, puas 54.76%; Jawa Timur tidak puas14.44%, puas 77.78%; Jawa Tengah-DIY tidak puas 16.84%, puas 82.63%; Kalimantan 26.67% 66.67%, Sulawesi tidak puas 27.78%, puas 60.00%; Bali-NTT-NTB tidak puas 23.33%, puas 76.67%, dan Maluku-Papua tidak puas 20.00%, puas 76.00%.
Dari kondisi umum dan ekonomi keluarga, secara umum publik menilai kondisi ekonomi keluarga dibandingkan 1 tahun lalu lebih baik dan jauh lebih baik (total 61,79%). Kondisi mulai membaik juga terlihat dari publik yang menyatakan baik dan jauh lebih baik trennya naik dari survei bulan November 2021 dan Januari 2022 lalu.
Sebaran kondisi ekonomi keluarga dalam 1 tahun terakhir lebih baik dan jauh lebih merata di wilayah desa dan perkotaan, meskipun lebih banyak sedikit di wilayah perkotaan, untuk sebaran provinsi berada di DKI Jakarta, BaliNTT-NTB, Jawa Timur, Maluku-Papua, Sulawesi, Jawa Tengah-DIY dan Kalimantan. Sementara yang menyatakan tidak baik dan sangat tidak baik tersebar di wilayah Sumatera, Jawa Barat dan Banten.
Baca Juga:Â 3 Jurnalis Diduga Intimidasi Saat Meliput di Sekitar Rumah Kadiv Propam Polri
Adapun faktor yang menjadi penyebab buruknya ekonomi keluarga dalam 1 tahun terakhir menurut publik adalah kenaikan harga barang pokok/ sembako (48,38%) lalu dampak pandemik (pendapatan turun, jualan sepi) (18.98%) dan pengangguran/dirumahkan akibat pandemi (11,34%), kenaikan harga BBM sebesar 8.33%. Sementara alasan lainnya di bawah 6%.
Survei Indopol Survey and Consulting digelar pada 24 Juni-1 Juli 2022 secara tatap muka (face to face interview). Jumlah responden sebanyak 1.230 orang, dengan margin error kurang lebih 2,8% dan tingkat kepercayaan 95% (Slovin).
Survei menggunakan data-data kuantitatif bersumber dari survei pendapat masyarakat dengan instrumen kuesioner. Data diolah dengan program SPSS atau field survey.
Adapun pengambilan sampel dengan cara multistage random sampling dimana jumlah responden tiap provinsi di wilayah Indonesia diambil secara proporsional berdasarkan Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2021 (BPS RI 2022). Kriteria responden adalah mereka yang berumur 17 tahun atau sudah menikah.