Jakarta, Mambruks.Com-The Black Phone merupakan film yang diadaptasi dari salah satu cerita pendek karya Joe Hill pada tahun 2004.
Cerita pendek yang diadaptasi menjadi film ini memiliki judul yang sama, The Black Phone atau Telepon Hitam, namun memang memiliki beberapa bagian yang berbeda.
Film ini didireksi dan ditulis oleh horor maestro, Scott Derrickson bersama C. Robert Cargill, di mana mereka mempertahankan tone dengan tema yang relevan secara sosial untuk mengembangkan cerita Joe Hill menjadi narasi yang lebih terwujud.
Baca Juga:Â 5 Daftar Film yang Serupa dengan Incantation
Dengan suasana creepy dan terror di era ’70-an, secara keseluruhan film ini menceritakan tentang upaya Finney Blake untuk melarikan diri dari The Grabber, seorang penculik anak di pinggiran kota Denver. Dia adalah anak keenam yang diculik dan dikurung di ruang bawah tanah kedap suara.
Gwen, adik perempuan Finney, mencoba memanfaatkan kemampuan psikisnya untuk melihat hal-hal dalam mimpinya sebagai sumber informasi saudara laki-lakinya yang diculik. Karakter Finney dibuat sebagai bocah 13 tahun yang pemalu dan dirundung oleh beberapa anak. Dia tinggal bersama ayahnya yang pemabuk serta kejam.
Baca Juga:Â Dear Pecinta Film, Ini 3 Rekomendasi Film Tahun 2022 yang Wajib Tonton
Namun dikutip dari Colossus, The Black Phone bukan hanya sekedar film horor dengan ketegangan untuk bebas dari penculikan.
Peristiwa yang terjadi di dalam film ini merupakan sebuah metafora dari proses menghadapi rasa sakit dan ketakutan yang kamu alami serta keberanian untuk membuka diri kepada orang lain.
Film ini mengeksplorasi beberapa sub-topik seperti dampak kekerasan terhadap anak, alasan orang tua melakukan kekerasan, dan potensi akhir dari tinggal di dalam keluarga yang seperti itu.
Ga nyangka kan guys, film yang menghibur dapat membawa tematis yang kuat tentang kehidupan yang terjadi di sekitar kita. Yuk, kita simak lebih lanjut
Menurut Colossus, Grabber bukan hanya penculik anak-anak tetapi juga korban yang tumbuh dewasa dari lingkungan rumah tangga yang kejam. Di dalam film dijelaskan bahwa dia dulu sering menghabiskan waktu di ruangan bawah tanah dan kadang mendengar telepon hitam itu berdering tetapi tidak pernah dia jawab.
Hal ini menggambarkan kalau mungkin salah satu dari orang tua dia akan menghukumnya ketika ia menjadi ‘anak nakal’ dan ketika dia tidak menjawab telepon itu, ia tidak menerima pertolongan yang akhirnya tumbuh untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain.
Bila saja dia menerima telepon itu untuk mencari atau mengizinkan bantuan orang lain, mungkin dampak yang terjadi dia tidak akan melanjutkan siklus kekerasan ini.
Baca Juga:Â Sinopsis Film Coming Soon, Nonton Film Hantu di Bioskop yang Berujung Maut
Untuk memahami terror yang terjadi di film ini adalah dengan menyadari kenyataan hidup Finney yang tinggal dengan ayahnya yang kejam. Sang ayah melakukan kekerasan ke anak-anaknya karena dia seorang pemabuk yang berduka sebab kehilangan istrinya. Menyebalkan bukan? Kita dapat melihat bagaimana hal ini berdampak terhadap Finney.
Hal ini menyebabkan dia dirundung dan diintimidasi oleh teman sekolahnya. Dia tidak membela dirinya sendiri di luar rumah karena dia terbiasa melakukannya di dalam rumah, sang ayah kemungkinan besar akan menyakitinya kalau dia membela diri, seperti peristiwa Gwen yang disakiti oleh ikat pinggang.
Selain itu, judul film ini sendiri, The Black Phone, merupakan sebuah metafora dari “harapan”. Secara simbolik, telepon ini berfungsi sebagai alat komunikasi antara Finney dengan para korban The Grabber sebelumnya.
Dengan terhubung dengan orang lain yang telah melalui ini, Finney memperoleh pengetahuan dan sudut pandang yang membantunya menjalani apa yang tidak dapat dilakukan orang lain. Dia juga mendapat manfaat dari pengalaman dan progress para korban yang akhirnya berhasil lepas dari The Grabber.
Baca Juga: ‘Orphan: First Kill’: Asal Muasal Pembunuhan Horor Isabelle Fuhrman
Secara tidak langsung, telepon hitam di sini menciptakan komunikasi untuk membicarakan dan meminta tolong kepada seseorang tentang perasaan atau keadaan kita. Kamu dapat berkembang dan berhasil dengan support system.
Maka dari itu, telepon yang berdering menyatakan bahwa orang lain telah mengalami suatu keadaan yang sama dan kamu harus bersandar kepada mereka untuk mendapatkan dukungan. Hal ini sangat sederhana dan realistis namun disampaikan lewat film yang sangat menghibur.