Jakarta, Mambruks.com- Istilah burnout belakangan ini sangat sering dijumpai baik dalam sosial media. Oleh karena itu, untuk menghindari miskonsepsi, penting bagi kita untuk mengetahui apa sih burnout itu?
Menurut WHO, Burnout dapat didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang diakibatkan oleh stres kronis di tempat kerja yang tidak dikelola dengan baik.
Meskipun burnout belum diklasifikasikan sebagai kondisi medis, namun fenomena burnout dinilai dapat memengaruhi Kesehatan baik secara mental maupun fisik.
Ciri-Ciri Burnout
Sindrom burnout dapat ditandai dalam tiga dimensi:
1) Perasaan Kehabisan Energi.
Dalam hal ini, kelelahan dapat dikaitkan dengan perasaan lelah yang berlebihan dan kehabisan tenaga fisik dan emosi.
2) Perasaan Negatif
Peningkatan jarak mental dari keterlibatan pekerjaan seseorang, atau perasaan negatif atau sinisme terkait dengan pekerjaan seseorang. Dalam hal ini, penderita Burnout memiliki rasa keterlibatan terhadap pekerjaan yang lebih rendah yang dicirikan dengan kurangnya energi, keterlibatan, dan kapabilitas pekerjaan. Selain keterlibatan yang rendah, Burnout juga dicirikan dengan sinisme, yaitu Sikap negatif, tidak berperasaan, atau rasa renggang eksesif terhadap berbagai aspek dari pekerjaan.
3) Kurangnya Efektivitas Profesional.
Dimensi yang terakhir dicirikan dengan mengalami perasaan tidak kompeten dan kurangnya prestasi dalam bekerja.
Baca juga: Mengenal Cabin Fever: Terlalu Lama Tinggal Di Dalam Ruangan
Mengatasi Burnout
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghindari dampak dari Burnout cara tersebut antara lain:
1) Komunikasikan dengan Atasan
Dalam mengatasi Burnout, dapat dilakukan komunikasi dengan atasan, dalam hal ini, karyawan dan atasan dapat bekerja bersama dalam menemukan kompromi yang dapat diaplikasikan untuk mengurangi stress dalam pekerjaan.
2) Cari Bantuan
Dalam menghadapi masalah, penting bagi kita untuk berkomunikasi atau meminta bantuan moral. Hal ini dapat berupa dukungan dari keluarga, atau kolaborasi dengan rekan kerja. Apapun bentuknya, dukungan moral dari orang lain dapat membantu seseorang dalam menghadapi Burnout.
3) Cari Aktivitas yang Membantu Rileks
Kegiatan relaksasi penting dilakukan untuk menghalau stres atau rasa lelah dalam bekerja. Kegiatan relaksasi dapat berupa meditasi, yoga, mendengarkan musik, dan lain-lain.
4) Olahraga yang Cukup
Olahraga yang rutin dan cukup dapat meningkatkan produktivitas dan menghalau stres dengan menghasilkan hormon endorphin. Olahraga dapat membantu memperbaiki suasana hati dan memberikan dampak positif pada kesehatan mental. Pilihlah olahraga yang tepat untuk kapasitas fisik, lakukan dengan cara bertahap dimulai dari yang ringan.
5) Tidur yang Cukup
Tidur yang cukup dapat mempertahankan energi dan Kesehatan yang membantu dalam menghalau stres.
6) Pertahankan Keseimbangan Hidup dan Pekerjaan
Menjaga keseimbangan antara hidup dan pekerjaan penting untuk dilakukan agar pekerjaan tidak mengganggu alur berlangsung hidup; atau menghidari terjadinya Work-Family Conflict, Konflik Pekerjaan vs Keluarga, Dampak dan Penanggulangannya . Hal ini dapat dilakukan dengan memiliki hobi, aktif dalam kegiatan sosial, ataupun mengambil cuti istirahat apabila diperlukan.