HeadlinesMengejutkan, Survei SMRC Ungkap PDIP Ternyata Mewakili Kalangan Kaya, Bukan Wong Cilik

Mengejutkan, Survei SMRC Ungkap PDIP Ternyata Mewakili Kalangan Kaya, Bukan Wong Cilik

Must read

Jakarta, Mambruks.com-PDI Perjuangan (PDIP) yang dikenal sebagai partai wong cilik justru dipersepsikan sebagai partai politik (parpol) yang mewakili golongan kaya. Sebaliknya, PKB dipersepsi sebagai parpol yang mewakili kelompok miskin. Demikian hasil survei lemabaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Sementara, menurut Direktur Eksekutif SMRC, Saiful Mujani, partai-partai lain cenderung tidak berbeda dengan sikap pemilih. Dia mengatakan, PDIP yang dipersepsi lebih cenderung mewakili orang kaya adalah temuan yang menarik.

“Selama ini PDIP diasumsikan sebagai partai yang memperjuangkan lapisan masyarakat bawah,” ujar Saiful dalam keterangan pers, Kamis (15/12).

Baca Juga: PDIP Kritik Keras Bamoset Soal Wacana Pemilu 2024 Ditunda

Saiful mengingatkan tentang teori politik aliran yang dikembangkan oleh Clifford Geertz yang membuat tiga tipe agama di Jawa: priyayi, santri, dan abangan. Tiga tipe ini memiliki hubungan dengan partai politik, dimana santri mendukung partai-partai Islam, abangan mendukung PKI, dan priyayi mendukung PNI.

Menurutnya, PNI adalah proto PDIP. Kekuatan antara PNI dan PDIP kurang lebih sama, kekuatan PNI sekitar 22% pada Pemilu 1955, sekarang PDIP mendapatkan suara sekitar 20%. Kata dia, PNI adalah partai kaum ningrat Jawa, bukan partai abangan atau kelas bawah.

“Data ini menunjukkan ada kontinuitas bahwa PDIP adalah kelanjutan dari PNI, dan PNI merepresentasikan kelompok ningrat, terutama di Jawa,” ucapnya.

Sebaliknya, lanjut Saiful, PKB terlalu mewakili orang miskin. Dia menjelaskan, PKB selama ini sering dihubungkan dengan kaum santri pedesaan. Di zaman Orde Lama, kelompok pedesaan terpecah antara pendukung partai komunis dan partai NU.

Baca Juga: PDIP Sebut Acara Relawan di GBK Merendahkan Presiden Jokowi

Kelompok masyarakat pedesaan abangan cenderung memilih PKI, sementara kalangan pedesaan santri mendukung partai NU. Karena itu, di Jawa Timur, konflik antara PKI dan NU sangat keras. Ketika PKI tidak ada, lanjut Saiful, maka yang dekat dengan kalangan warga lapisan bawah pedesaan adalah partai pelanjut Partai NU, yakni PKB.

Baca Juga  UMR 2023 Provinsi Banten, Ini Daftarnya

“Data ini cukup konsisten dengan teori selama ini tentang kepartaian kita (di Indonesia),” jelas Saiful.

Survei SMCR digelar secara tatap muka pada 5-13 November 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1.220 responden. Dimana Response rate sebesar 1.012 atau 83%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).

Anda dapat membaca berbagai berita-berita teraktual kami di platform Google News.

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest