Warganet langsung geger, bro! Foto lama tahun 1996 mendadak viral dan bikin publik Papua panas dingin. Dalam foto itu, Prabowo Subianto — waktu masih jadi Danjen Kopassus — tampak menyerahkan beasiswa ke seorang pemuda Papua bernama Frans Pigome.
Yes, nama itu bukan asing lagi. Frans Pigome, sosok yang kini digadang-gadang jadi calon kuat Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, ternyata punya jejak panjang dengan orang nomor satu di negeri ini.
Banyak yang kaget. Selama ini publik tahunya Pigome cuma anak Papua berprestasi yang sukses meniti karier internasional di dunia pertambangan. Tapi ternyata, ada kisah besar di balik layar: ia pernah disekolahkan langsung oleh Prabowo Subianto, sang jenderal merah baret!
Waktu itu, sekitar tahun 1996 di Lembang, Bandung — Prabowo, masih garang sebagai Danjen Kopassus, datang memberikan beasiswa bagi putra asli Papua. Salah satu nama penerimanya: Frans Pigome. Siapa sangka, 29 tahun kemudian, nama itu kembali naik… kali ini menuju kursi tertinggi di perusahaan tambang paling strategis di Indonesia!
Pertanyaannya sekarang: apakah ini murni kebetulan, atau sudah dirancang sejak lama?
Apakah “murid” Prabowo itu kini akan jadi “orang kepercayaannya” di tambang emas terbesar negeri ini?
Beberapa kalangan mulai baca tanda-tandanya: ini bukan sekadar nostalgia, tapi bisa jadi puzzle politik-ekonomi yang mulai tersusun. Freeport bukan perusahaan sembarangan — di sanalah triliunan rupiah mengalir tiap tahun. Dan jika benar anak Papua yang dulu disekolahkan Prabowo kini bakal memimpinnya, maka jelas ada power move besar yang sedang dimainkan.
Bagi masyarakat Papua, berita ini kayak pisau bermata dua. Di satu sisi, mereka bangga ada anak asli yang bakal naik ke puncak Freeport. Tapi di sisi lain, muncul rasa curiga: apakah ini bentuk “politik balas budi” atau langkah nyata untuk kasih ruang bagi putra Papua?
Satu hal pasti — publik sekarang mulai buka mata: jejak masa lalu bisa jadi kunci peta kekuasaan masa depan.
Dan kalau benar Frans Pigome duduk di kursi bos Freeport nanti, kisahnya bukan sekadar inspiratif… tapi strategis.
