Natalius Pigai adalah sosok yang lahir dari kesederhanaan namun tumbuh menjadi salah satu figur paling vokal dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan di Indonesia. Lahir di Paniai, Papua Tengah, Pigai kecil tumbuh dengan semangat pantang menyerah. Dari pengalaman hidupnya yang keras, ia membangun karakter pejuang yang teguh membela keadilan tanpa pandang bulu.
Perjalanan hidupnya sungguh inspiratif — pernah menjadi tukang parkir di masa muda, ia membuktikan bahwa tekad dan pendidikan bisa mengubah nasib seseorang. Setelah menempuh pendidikan di STPMD “APMD” Yogyakarta, Natalius aktif dalam berbagai organisasi mahasiswa dan akhirnya meniti karier sebagai aktivis Hak Asasi Manusia.
Sebagai Komisioner Komnas HAM (2012–2017), Pigai dikenal berani dan konsisten membela hak masyarakat kecil, terutama kelompok adat dan masyarakat Papua. Gaya bicaranya tegas, logis, dan berani mengkritik ketidakadilan, menjadikannya salah satu suara moral penting di Indonesia.
Kini, menjabat sebagai Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Natalius Pigai membawa semangat baru di Kementerian HAM. Ia menjadi simbol perubahan: seorang putra Papua yang berhasil menembus batas dan menduduki jabatan strategis nasional dengan integritas dan dedikasi tinggi.
Pigai adalah bukti nyata bahwa ketulusan memperjuangkan kemanusiaan bisa mengantarkan seseorang menjadi inspirasi bagi bangsa.
Frans Pigome: Putra Papua yang Membangun dari Dalam
Frans Pigome dikenal sebagai figur profesional dan pemimpin muda Papua yang berdedikasi dalam dunia industri dan pemberdayaan masyarakat. Ia meniti karier di PT Freeport Indonesia, salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia, dan pernah menjabat sebagai Vice President Papuan Affairs & Nemangkawi Mining Institute dan Sekarang sebagai Technical Advisor for Directors & CFO PT Freeport Indonesia
Dalam posisinya itu, Frans Pigome tidak hanya mengurusi urusan korporasi, tetapi juga memperjuangkan peningkatan kapasitas masyarakat Papua agar bisa menjadi bagian dari kemajuan ekonomi di tanah sendiri. Ia fokus pada pendidikan, pelatihan, dan pengembangan SDM lokal — agar masyarakat Papua tidak hanya menjadi penonton, melainkan pelaku utama pembangunan.
Frans dikenal sebagai sosok yang rendah hati namun visioner. Ia aktif menjalin hubungan dengan tokoh adat, gereja, dan pemuda, mendorong kolaborasi antara masyarakat lokal dan dunia industri. Banyak pihak melihatnya sebagai contoh generasi Papua baru: berpendidikan, berintegritas, dan mampu memimpin dengan hati.
Dalam berbagai forum, Frans Pigome sering menekankan bahwa pembangunan Papua harus dimulai dari pemberdayaan manusia, bukan hanya pembangunan fisik. Komitmen ini menjadikannya panutan bagi banyak generasi muda Papua yang ingin maju tanpa kehilangan jati diri.





Kami dr masyarakat mendukung penuh Bpk frans pigome sebagai presiden PT freeport Indonesia