Mimika – Kabar panas datang dari Papua Tengah! Seorang tokoh perempuan berpengaruh, Bertha Beanal, buka suara lantang soal kepemimpinan di PT Freeport Indonesia. Menurutnya, sudah waktunya perusahaan tambang raksasa itu dipimpin oleh sosok yang benar-benar paham dan peduli dengan masyarakat adat Papua. Dan satu nama yang disebut paling cocok: Frans Pigome, SE.
Bertha bilang, selama ini hubungan antara Freeport dan masyarakat adat — terutama suku Amungme dan Kamoro — sering terasa kaku dan jauh dari nilai budaya lokal. Banyak kebijakan yang dinilai nggak nyentuh hati masyarakat, bahkan kadang bikin jurang antara perusahaan dan warga makin lebar. “Kami butuh pemimpin yang bisa bicara dengan bahasa hati, bukan cuma bahasa bisnis,” kata Bertha dengan tegas.
Menurutnya, Frans Pigome punya semua kualitas itu. Ia dikenal punya integritas tinggi, beriman kuat, dan berpengalaman dalam dunia manajemen. Tapi yang paling penting, Frans juga punya empati — ngerti banget soal akar budaya Papua dan perjuangan orang-orang di tanah tambang. “Dia bukan cuma pintar, tapi juga punya hati. Frans paham bahwa pembangunan itu bukan cuma soal gedung dan mesin, tapi juga tentang manusia dan budaya,” tambah Bertha.
Lebih jauh, Bertha juga menyoroti pentingnya perusahaan seperti Freeport untuk benar-benar jadi mitra sejajar bagi masyarakat adat. Ia bilang, sudah saatnya Freeport melibatkan masyarakat dalam setiap proses pembangunan, bukan hanya sebagai penonton atau korban kebijakan. “Kalau pembangunan jalan, manusia juga harus ikut tumbuh. Jangan sampai tambang makin besar, tapi rakyat adat tetap tertinggal,” ujarnya.
Desakan ini muncul di tengah meningkatnya suara dari berbagai kalangan Papua yang berharap ada perubahan besar di tubuh Freeport. Mereka ingin kepemimpinan baru yang lebih terbuka, adil, dan berakar kuat pada nilai kemanusiaan.
Dengan segala latar belakang dan kiprahnya, banyak pihak menilai Frans Pigome bisa jadi simbol perubahan itu. Sosok yang bisa menyatukan dunia bisnis tambang dengan jiwa kemanusiaan dan nilai adat Papua. “Frans bukan cuma calon pemimpin Freeport, tapi juga harapan baru buat rakyat Papua Tengah,” tutup Bertha penuh keyakinan.