ScatteringDampak Strict Parent pada Kesehatan Mental Anak

Dampak Strict Parent pada Kesehatan Mental Anak

Strict Parent adalah orang tua yang tegas namun keras, tanpa kompromi. Dampak dari Strict Parent malah memberikan hasil yang merugikan mental anak.

Must read

Jakarta, Mambruks.com- Strict Parent didefinisikan sebagai orang tua yang menempatkan standar dan tuntutan tinggi pada anak-anak mereka. Mereka bisa menjadi otoriter, tergantung pada keyakinan disiplin dan respon orang tua terhadap kebutuhan anak mereka.

Secara umum, pengasuhan Strict Parent adalah orang tua yang tegas namun tidak berwibawa; mereka adalah orang tua yang keras, tanpa kompromi. Hal ini malah memberikan hasil yang merugikan termasuk masalah perilaku, harga diri rendah, masalah pengendalian diri, dan masalah kesehatan mental pada anak anak.

Baca juga: Lebih Mengenal Anak Gangguan ADHD, Mereka Bukan Anak Nakal

Free Upset little ethic boy looking at faceless father during argument Stock Photo

Sementara gaya pengasuhan yang ketat dan responsif (otoritatif) memberikan hasil terbaik pada anak-anak. Orang tua seharusnya memasang standar tinggi dengan dukungan yang hangat dan responsif serta penuh kasih sayang. Meskipun menetapkan standar tinggi, orang tua yang berwibawa menghargai pemikiran mandiri. Mereka mengizinkan anak-anak untuk merevisi aturan mereka atau memberikan umpan balik.

Dampak Strict Parent

Anak Kurang Disiplin dan Bertanggung Jawab

Memang aturan dan batasan yang keras dapat mengontrol perilaku, tapi hanya untuk sementara. Hal ini tidak membantu anak belajar mengatur diri sendiri. Batasan yang keras dapat memicu penolakan untuk bertanggung jawab dari anak.

Kehilangan Rasa Empati

Pengasuhan yang tegas dan ketat mengajarkan anak-anak untuk menggertak dan seperti tidak adanya empati. Anak-anak belajar apa yang mereka jalani dan apa yang diteladani dari orangtuanya. Jika anak-anak melakukan apa yang diinginkan orangtua karena mereka takut, maka mereka cenderung melakukan “bullying” kepada anak lainnya.

Cepat Marah dan Depresi

Anak menjadi depresi karena pengasuhan yang ketat dan cenderung otoriter seperti menjelaskan kepada anak-anak bahwa sebagian dari mereka tidak dapat diterima. Mereka seolah olah dibiarkan kesepian, mencoba memilah sendiri bagaimana mengatasi berbagai masalah mereka; jika diungkapkan pada orangtua karena jawabanya aturan yang ketat.

Baca Juga  Fomepizole Sembuhkan Pasien Gagal Ginjal Anak?
Merasa Kekuasaan Selalu Benar

Anak anak belajar untuk patuh, tetapi mereka tidak belajar untuk berpikir sendiri. Di kemudian hari, anak anak tidak akan cenderung tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka dan lebih bersedia untuk mengikuti kelompok sebaya.

Baca juga: Tips Atasi Anak Tantrum Menurut Psikolog, Wajib Super Tenang!

Free A Young Girl Frowning while Sitting Beside his Father Stock Photo

Pemberontak

Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan yang tegas dan ketat serta otoriter cenderung lebih mudah marah dan memberontak saat remaja dan dewasa muda.

Pembohong

Karena anak-anak yang dibesarkan dengan tegas dan sangat ketat, serta seolah olah didikte dengan hanya “melakukan yang benar” (versi orangtua). Mereka akan mengatakan apa yang ingin didengar oleh orangtua; daripada terkena marah dan pada umumnya akan berbohong.

Hubungan Orang Tua dan Anak akan Rusak

Mengasuh anak juga menjadi jauh lebih sulit lagi karena anak-anak akan kehilangan minat untuk memuaskan orangtua dan akhirnya menjadi jauh lebih sulit untuk diatur.

Anda dapat membaca berbagai berita-berita teraktual kami di platform Google News.

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest