Papua Tengah mulai menghangat! Ketua Ekonomi Kreatif Provinsi Papua Tengah, Frans U. Magai, tiba-tiba muncul dengan pernyataan yang bikin heboh:
“Sudah waktunya kursi Presiden Direktur Freeport Indonesia dipegang anak asli Papua!”
Dan yang disorot banget kali ini adalah Frans Pigome, figur muda Papua yang disebut-sebut punya kapasitas mumpuni buat jadi orang nomor satu di perusahaan tambang raksasa itu.
Magai nggak asal bicara. Ia tegas bilang, selama 56 tahun Freeport mengeruk emas dan tembaga dari tanah Papua, belum sekalipun putra asli Papua dikasih kesempatan duduk di kursi tertinggi perusahaan. “Freeport sudah terlalu lama lupa rumahnya sendiri,” ujarnya lantang.
Menurutnya, Frans Pigome adalah sosok yang paling paham denyut nadi Papua dan juga seluk-beluk Freeport. Bukan tanpa alasan, Pigome punya pengalaman segudang — termasuk 10 tahun kerja di Freeport pusat Amerika Serikat, ngerti sistem globalnya, dan ngerti gimana perusahaan itu bisa jalan sehat tapi tetap berpihak ke rakyat.
Magai juga nyentil keras soal ketimpangan ekonomi di sekitar wilayah tambang. Katanya, selama ini yang kaya bukan orang Papua, tapi perusahaan dan kontraktor dari luar daerah. “Papua cuma dapat debu, emasnya dibawa keluar,” sindirnya pedas.
Ia menegaskan, kalau Pigome bisa naik jadi Presdir, itu bukan cuma soal jabatan — tapi simbol keadilan sejarah. Saatnya anak negeri sendiri memimpin perusahaan yang berdiri di tanahnya sendiri.
“Ini momentum emas! Anak Papua harus jadi tuan di rumahnya, bukan penonton!” tambah Magai penuh emosi.
Ia bahkan menyinggung semangat Otonomi Khusus yang jelas menegaskan pentingnya peran orang asli Papua dalam sektor strategis. “Kalo bukan sekarang, kapan lagi? Kalo bukan Frans Pigome, siapa lagi?”
Dengan dukungan publik yang terus meluas, suara Magai makin menggema. Banyak kalangan mulai buka mata — bahwa mungkin benar, zaman baru kepemimpinan Freeport Indonesia sudah di depan mata.
