Jakarta, Mambruks.Com – Bentrokan Grup H antara Portugal dan Uruguay di Piala Dunia 2022 yang sedang berlangsung di Kota Lusail, Qatar dihentikan sementara setelah penyusup lapangan berlari dengan membawa bendera LGBT.
Insiden itu terjadi pada tahap awal babak kedua ketika orang yang mengenakan kaus Superman dengan pesan “Selamatkan Ukraina” dan “Hormati wanita Iran” menghentikan permainan.
Artikel Terkait:
Portugal di Babak 16 Besar: Ini Calon Lawan Ronaldo cs di Fase Gugur Piala Dunia 2022
Orang tersebut telah diidentifikasi sebagai Mario Ferri, penyerang lapangan serial dalam pertandingan sepak bola terkenal. Dikutip dari Sportstar.
Dia telah menginvasi lapangan selama pertandingan semifinal Piala Dunia FIFA 2010 antara Spanyol dan Jerman.
Kemudian hadir di pertandingan Liga Champions antara Real Madrid dan AC Milan di tahun yang sama.
Pertandingan lain yang melibatkan dia tiba-tiba datang ke lapangan entah dari mana termasuk final Liga Champions 2011 antara Barcelona dan Manchester United dan pertandingan Babak 16 besar antara Belgia dan AS di Piala Dunia 2014 di Salvador, Brasil.
Artikel Terkait Lainnya:
Pesan Nasser Al-Khater Kepada Komunitas LGBTQ+ Sebelum Piala Dunia Qatar 2022 Dimulai
Siapakah Mario Ferri?
Ferri berkebangsaan Italia, yang dijuluki “Il Falco” (The Falcon). Mario juga pernah menginvasi Final Piala Dunia Klub 2010 antara Inter Milan dan TP Mazembe di Abu Dhabi. Dikutip dari CBS Sports.
Faktanya, Mario sendiri adalah pemain sepak bola profesional dengan koneksi India.
Pemain berusia 35 tahun itu adalah gelandang yang memiliki pengalaman bermain lebih dari sembilan tahun dan terikat kontrak dengan klub divisi dua India, United Sports Club.
Hingga liga dihentikan sementara pada Maret 2022 karena COVID-19.
Artikel Menarik:
Daftar 10 Gol Tercepat Dalam Sejarah Piala Dunia FIFA
United Sports Club, sebelumnya bernama Chirag United, adalah salah satu klub tertua di Benggala Barat dan telah memenangkan Piala Durand pada tahun 2010 dan finis sebagai runner-up setahun kemudian.
Mario kembali ke kampung halamannya Pescara tetapi segera melarikan diri ke Polandia di mana dia menyewa mobil dan membawa 60 pengungsi setiap hari dari Lviv ke Polandia setelah invasi Rusia ke Ukraina.