Jakarta, Mambruks.com-Ketua Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani angkat bicara terkait pernyataannya yang meminta izin tempur kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di acara relawan Jokowi di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
Menurutnya, apa yang disampaikannya dalam potongan video yang viral di media sosial itu dikutip secara tidak utuh.
“Saya yakin video itu adalah video yang tidak utuh. Kalau utuh kan seharusnya keseluruhan dong, dari mulai pertama sampai selesai kurang lebih 40 menit harusnya dimuat secara utuh,” ujar Benny di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/11).
Baca Juga:Â PDIP Sebut Acara Relawan di GBK Merendahkan Presiden Jokowi
Menurut Benny, apa yang disampaikannya ke Jokowi tidak berlangsung secara tertutup. Selain itu, dia tidak sendirian menyampaikan masukan kepada Jokowi.
“Mumpung ada kesempatan pimpinan relawan bertemu dengan presiden sebelum acara dimulai, seperti biasa dan sudah banyak kali dilakukan itu adalah kesempatan kita menyampaikan pandangan, harapan,” katanya.
Benny menjelaskan bahwa saat itu dirinya menyampaikan kondisi kebangsaan pascaPilpres 2019 yang ditandai dengan bergabungnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ke koalisi pemerintah. Di depan Jokowi, dia berharap tidak ada lagi rivalitas pasca Pilpres.
“Dengan bergabungnya Prabowo, Sandiaga Uno ke pemerintahan Pak Jokowi, itu adalah akhir dari sebuah rivalitas politik pilpres,” ungkap eks politikus Partai Hanura itu.
Baca Juga:Â Gubernur Papua Lukas Enembe Harus Segera Dievakuasi ke Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura
Benny menambahkan bahwa dengan bergabungnya Prabowo dan Sandiaga, seharusnya juga diikuti seluruh pendukung, baik pendukung militan maupun pendukung ideologis.
“Dengan memberikan dukungan atas program-program perintah yang dilakukan oleh Presiden Jokowi,” pungkasnya.
Sebelumnya, dalam video viral yang beredar, Benny Rhamdani meminta izin kepada Jokowi untuk melawan pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah. Benny menyatakan agar ada penegakan hukum bagi mereka yang berseberangan dengan Jokowi.
“Pak, kita ini pemenang Pak di Pilpres, kita ini besar, tapi serangan lawan ini masih terus. Sarannya adalah amplifikasi program-program dan keberhasilan Bapak melalui Kemenko. Kedua, kita gemes ingin melawan mereka, kalau mau tempur lapangan kita lebih banyak, nah kalau Bapak tidak mengijinkan kita tempur di lapangan melawan mereka maka penegakan hukum yang harus… misalnya setiap yang selama ini mencemarkan nama naik menyerang pemerintah adu domba hasut penyebaran kebencian semua bisa dijerat dengan hukum. Nah, penegakan hukum itu Pak yang harusnya dilakukan. Karena ketika tidak, kami hilang kesabaran ya sudah kita yang melawan mereka di lapangan,” kata Benny dalam sebuah video yang viral di media sosial.