JAKARTA-MAMBRUKS.COM Ramai diberitakan soal postingan politisi PDIP Ruhut Sitompul terkait ‘meme’ Anies Baswedan mengenakan pakaian adat Suku Dani Papua. Cuitan Ruhut tersebut menimbulkan polemic karena dianggap mengandung unsur penghinaan bukan saja pada Anies Baswedan karena foto tersebut diduga hasil editan, tetapi juga pada warga Papua, karena pakian adat Suku Dani Papua dijjadikan bahan untuk menyindir Anies. Ruhut pun sudah dilaporkan oleh kepolisian atas dugaan rasissme.
Lebih dari itu, karena postingan itu warga net pun ingin mencari tahu lebih jauh pakian adat suku Dani Papua yang dijadikan ‘Meme’ Anies Baswedan tersebut.
Dari berbagai literatur, diketahui bahwa pakaian adat suku Dani dapat ditemui di daerah jajaran pegunungan Jayawijaya, tepatnya di Lembah Baliem, pegunungan tengah, Provinsi Papua.
Bahan yang digunakan adalah bahan alami. Bagian penutup dibuat dari bahan dasar daun sagu dan dirajut dengan rapi, sedangkan untuk penutup kepala, secara khusus menggunakan burung kasuari. Pada umumnya, pakaian adat Papua memang tidak menggunakan atasan. Sebagai penggantinya, pada umumnya terdapat lukisan pada tubuh dengan motif daun atau akar pohon. Warna umum yang sering digunakan adalah putih dan merah. Warna merah berasal dari pasta tanah liat, sedangkan warna putih berasal dari kulit kerang yang dihaluskan.o
Model Pakaian Laki-Laki
Holim atau horem (koteka) adalah pakaian atau penutup badan kemaluan bagi pria. Bentuk koteka ialah selongsong mengerucut pada bagian depan. Diikatkan pada pinggang hingga mengarah keatas. Koteka dibuat dari buah labu air yang sudah tua kemudian dikeringkan. Agar mudah dikeringkan buah labu tua di tanam di dalam pasir kemudian di bakar, sehingga lebih mudah mengeluarkan isi bagian dalam buah labu yaitu berupa biji dan daging labu yang tua lebih dipilih untuk digunakan sebagai bahan koteka karena sifatnya cenderung lebih keras, menjadi lebih mudah hingga tidak cepat membusuk serta tahan lama juga dibandingkan dengan labu air yang muda. Proses pengeringan koteka biasanya diangin-anginkan di atas perapian. Ukuran dan bentuk koteka disesuaikan berdasarkan keperluan dan aktivitas bukan berdasarkan kedudukan adat. Bentuk yang lebih kecil dan pendek biasanya digunakan untuk bekerja sehari-hari hidup bercocok tanam ubi, beternak dan berburu hewan liar untuk mencari makan. Koteka yang berukuran panjang dan biasanya diberi gambar hiasan dan bulu-bulu digunakan saat upacara adat.
Dan Berikut ini adalah jenis aksesorisnya :
· Perhiasan di kepala, bulu-bulu hewan menyerupai mahkota. Terbuat dari bulu burung kasuari yang berwarna putih atau kuning. Selain bulu burung kasuari, bentuknya sangat unik dan menarik, terkadang juga menggunakan ilalang sebagai pengganti bulu
· Noken atau tas anyaman unik khas papua. Anyaman menyerupai jaring, terbuat dari bahan alam yang banyak di jumpai di Papua. Biasanya terbuat dari anyaman kulit kayu dan akar pohon di hutan. Banyak fungsi Noken dan ukurannya juga berbeda-beda. Yatoo adalah jenis noken ukuran besar biasa digunakan untuk mengangkut kayu bakar, berbagai hasil panen kebun, biasanya ubi, kacang, kentang dan aneka sayuran, termasuk juga untuk mengangkut barang-barang belanjaan atau untuk membawa barang dagangan ke pasar. Apabila barang dagangan sudah habis noken bisa juga menggendong anak. Gapagoo yaitu Noken yang ukurannya lebih kecil dari Yatoo, dan Mitutee adalah noken yang ukurannya jauh lebih kecil dari Gapagoo, biasanya hanya digunakan untuk membawa barang-barang berukuran kecil seperti sirih pinang, atau rokok. Cara menggunakan noken adalah dengan mengaitkannya di kepala, dan membiarkan bagian paling lebar menjuntai dibelakang punggung.
· Gigi atau taring hewan babi atau anjing. Bagian taring babi biasanya digunakan di hidung pria suku Dani yang menandakan dia adalah seorang prajurit perang. Apabila taring menghadap kebawah berarti prajurit sedang marah dan ingin berperang.